A.
Judul
Film : “Smart Babies”
B.
Alur
Cerita : Alur Maju
·
Bagian
pertama dari film “Smart Babies” adalah para ahli mempertanyakan apakah bayi
bisa dibuat pintar?apa yang bisa menyebabkan hal ini terjadi? Dan bagaimana itu
bisa terjadi?serta adakah faktor-faktor pengaruhnya?
·
Barbagai
penelitian sudah dilakukan dan faktanya otak bayi dapat dikembangkan
·
Otak
bayi dapat berkembang lebih cepat dari padi orang dewasa karena pada otak bayi yakni
synapsis juga mengalami perkembangan yang sangat cepat dan aksi dari
perkembangan synapsis lah yang mempengaruhi perkembangan otak bayi
·
Tahap
awal dari perkembangan otak adalah pada anak sekitar usia 0-6 tahun dimana
riset yang membuktikan bahwa sel otak dan sinapsis berkembang cepat dan saling
terkoneksi satu sama lain pada tahap usia ini. Perkembangan synapsis jauh lebih
cepat pada tahap ini dibandingkan dengan perkembangan otak anak diatas usia
6tahun maupun orang dewasa
·
Gleen
Doman salah satu dari banyak pakar ahli yang meneliti perkembangan otak padi
bayi berpendapat bahwa pada tahap awal perkembangan otak bayi dengan pengasuhan
yang sudah direncanakan sedemikian rupa pada sebelumnya, dapat menghasilkan
balita yang
cerdas atau “Smart Babies”
cerdas atau “Smart Babies”
·
Faktor
penting menurut Gleen Doman dalam menciptakan “Smart Babies” adalah pola asuh
orangtua dalam mengembangkan minat belajar sejak dini pada bayi.
·
Gleen
Doman juga menjelaskan otak anak sejak usia mereka masih nol tahun atau sejak
dalam kandungan sudah dapat distimulus sehingga sel otak dapat berkembang
·
Periode
kritis adalah periode yang sangat baik dalam pengembangan melihat, mendengar,
meraba bagi anak-anak sehingga pada tahap ini juga disarankan untuk melakukan
metode-metode yang dapat merangsang perkembangan anak lebih jauh untuk
menciptakan “Smart Babies”
·
Banyak
kontroversi mengenai berbagai metode Gleen Doman dalam menciptakan “Smart
Babies”
·
Kontroversi-kontroversi
itu adalah mempertanyakan tentang
intensifikah metode ini untuk perkembangan balita?apakah periode kritis juga
akan menambah IQ anak?pentingkah pendidikan awal itu?
·
Kontroversi
ini muncul karena berdasarkan penelitian yang lebih lanjut baik dari pakar
perkembangan anak maupun psikologi anak menemukan fakta bahwa saat anak sudah
beranjak dewasa (diatas 6 tahun) synapsis dalam otak yang semula berkembang dengan pesat dengan bertambahnya
usia anak synapsis-synapsis ini akan gugur namun tetap berkembang hanya saja
dalam perkembangannya ini sangat lambat.
C.
Analisis :
“Smart Babies”
Setiap orang tua pasti
menginginkan anaknya menjadi salah-satu anak berprestasi baik dalam bidang
akademik maupun non akademik. Adapun berbagai metode belajar diterapkan orang
tua dalam melatih potensi intelegensi anak-anak mereka. Tak lain adalah untuk
meningkatkat kecerdasan anak mereka. Akan tetapi orang tua banyak yang tidak
menyadari bahwa sebenarnya dalam kehidupan manusia ini masih banyak
faktor-faktor lain selain mengutamakan faktor kecerdasan ini pada anak-anak
mereka. Tak banyak pula orangtua yang menekankan pembelajaran yang sangat ketat
namun tidak di imbangi dengan waktu bermain sehingga anak dalam hal ini
cenderung tidak dapat mengembangkan potensi mereka secara bebas dengan
lingkungannya. Padahal jika dilihat kembali faktor yang paling dominan dalam
perkembangan kognitif anak adalah lingkungannya. Terutama lingkungan bermain,
karena pada lingkungan ini anak dapat langsung menerima informasi pengetahuan
secara langsung(praktek di lapangan) bukan hanya sekedar teori yang disampaikan
guru atau orang tua dalam metode pembelajarannya. Lalu bagaimana dengan orang
tua yang melakukan metode-metode agar anak mereka cerdas?intensifkah metode ini
saat anak masih balita?
Faktanya, balita umur
0-6 tahun, mereka memiliki perkembangan otak yang sangat pesat. Segala sesuatu
dapat cepat dirangsang oleh otak balita, karena pada saat ini otak sedang
melakukan perkembangan awal, sinapsis di dalam otak saling berhubungan satu
sama lain sehingga rangsangan dari luar akan cepat terespon oleh balita atau
biasanya tahap ini disebut dengan tahap kritis(golden age). Fakta inilah yang
membawa orang tua melakukan metode untuk membuat balita mereka cerdas, entah
dengan menunjukan gambar-gambar, angka, huruf bahkan ada juga orang tua ada
yang sudah melatih balita mereka membaca. Metode ini memang berhasil membuat
anak mereka jauh lebih cepat membaca ketimbang anak lain pada seusianya. Namun,
dalam hal ini pertanyaan nya adalah intensifkah? Dalam dunia psikologi perkembangan anak, proses belajar seharusnya
di ikuti oleh kemampuan atau kesiapan mereka dalam mempelajari sesuatu, tidak
perlu dipaksakan belajar lebih awal. Karena pada dasarnya otak anak yang
berkembang pesat akan semakin lambat berkembang saat mereka memasuki tahap
dewasa. Ini artinya apa yang mereka pelajari diawal saat otak mereka berkembang
pesat akan sia-sia saat otak sudah tidak mampu lagi berkembang secara pesat.
Namun otak dalam hal ini masih bisa dikembangkan lagi hanya saja perkembangan
otak harus bertahap-demi tahap sesaui kapasitas dan kemampuan otak.
Jadi perlunya orangtua
tidak harus menciptakan balita cerdas dengan metode awal belajar namun lebih
harus merangsang respon anak terhadap lingkungan nya sesuai dengan tahapan usia
anak. Mana yang harus diajarkan dan mana yang harus ditunda untuk diajarkan
dengan melihat perkembangan kesiapan anak dalam menerima informasi atau
pengetahuan.
D.
Pembahasan :
“Smart Babies” berdasarkan teori Kognitif
v Teori Kognitif
Kognitif berhubungn
dengan intelegensi. Kognitif lebih bersifat pasif atau statis yang merupakan
potensi atau daya untuk memahami sesuatu, sedangkan intelegensi lebih bersifat
aktif yang merupakann aktualisasi atau perwujudan dari daya atau potensi
tersebut yang berupa aktivitas atau prilaku.
Potensi kognitif
ditentukan pada saat konsepsi, (pembuahan) namun terwujud atau tidaknya potensi kognitif tergantung dari lingkungan
dan kesempatan yang diberikan. Potensi kognitif yang dibawa sejak lahir atau
merupakan faktor keturunan yang akan menentukan batas perkembangan tingkat
intelegensi (batas maksimal).
Individu berpikir
menggunakan pikirannya. Kemampuan ini yang menentukan cepat tidaknya atau
terselesaikan tidak nya suatu masalah yang dihadapi. Melalui kemampuan
intelegensi anak maka kita dapat mengatakan apakah seorang anak itu pandai atau
bodoh, pandai sekali (genius) atau
bodoh (idiot atau dungu).
Hubungan intelegensi
dengan kehidupan anak
Intelegensi
memang memainkan peran penting dalam kehidupan seseorang, tetapi intelegensi
bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan sukses tidaknya kehidupan sesorang.
Banyak faktor lain yang ikut menentukan termasuk didalamnya adalah (EQ).
Pada dasarnya
pengembangan kognitif dimaksudkan agar anak mampu melakukan eksplorasi terhadap
dunia sekitar melalui panca inderanya sehingga dengan pengetahuan yang di dapatnya
tersebut anak akan dapat melangsungkan hidupnya dengan baik. Proses ini juga
tidak dpat berlangsung cepat, namun tahap demi tahap sesuai dengan kapasitas
kemampuan anak dalam menerima informasi maupun pengetahuan sesuai dengan
perkembangan anak.
Kembali ke pokok
pembahasan tentang film “Smart Babies” dilihat berdasarkan teori kognitif yang
sudah dijelaskan sebelumnya.
Sel-sel syaraf
berjumlah 10-12 juta telah terbentuk. Akan tetapi jumlah serabut syaraf, denrit
dan sinapsis yang menghubungkan sel-sel syaraf
tersebut lebih sedikit dibandingkan orang dewasa. Selama masa kecil
sel-sel penghubung ini berkembang sangat pesat.pertumbuhan system syaraf
tersebut dipengaruhi oleh kegiatan(rangsangan) syaraf-syaraf yang menuju otak.
Jadi banyaknya syaraf sensorik yang dialaminya sewaktu bayi menimbulkan
perubahan-perubahan dalam otak dan membantu perkembangan mentalnya.
Pada penjelasan teori
ini secara singkat sudah menjelaskan bahwa pada dasarnya setiap bayi itu
cerdas, tergantung kemampuan dan kemauannya kita dalam memberikan rangsangan
sebayak mungkin. Sejauhmana dan cepat tidaknya perkembangan itu berlangsung,
dalam batas tertentu ditentukan oleh jumlah dan macam rangsangan yang dialami
anak (Dr. Leon Einsberg, universitas John Hopkins)
Bayi membutuhkan
banyak pengalaman dalam mendengar, melihat, meraba, bergerak, juga dalam
mengecap dan mencium walaupun tidak terlalu banyak. Lakukanlah berulang-ulang
agar informasi yang diterima tersimpan dalam sistem memori jangka panjang
anak(LMT- long term memory)
Hasil riset menunjukan
bahwa sejak lahir pun sudah dapat memusatkan matanya pada bentuk-bentuk dan
menunjukan kegembiraannya sewaktu melihatnya. Bayi sudah dapat diajak
belajar banyak, asal mereka tidak sedang
menangis atau sedang sakit. pada usia 30 hari bayi sudah dapat melihat benda
bergerak (sehingga sebelum 30 hari anda harus melatih dengan pilihan benda
diam) yang berjarak kurang lebih 20 cm. pada usia 4 bulan bayi mempunyai kemampuan akomodasi visual
yang sama dengan orang dewasa. Dan sesudah umur 2 bulan bayi mulai menggerakkan
tangan nya pada sebuah benda (Dr. White).
Pada usia diatas
4bulan bayi dalam kandungan sudah dapat
mendengarkan apa yang ada di luar perut ibunya. Dan pada saat itulah pendidikan
sudah dapat dimulai. Beberapa tekhnik klasik dengan memperdengarkan nada lembut
juga dapat merangsang perkembangan otak bayi dalam kandungan. Jenis music yang
disarankan adalah music Mozzart concerto no 21 Major, K.467, Symphony in D
Major.
Penjelasan tahap-tahap
perkembangan anak ini sebenarnya menjelaskan bahwa anak hanya perlu dirangsang
untuk merespon, orangtua maupun orang dewasa disekelilingnya memiliki peran
untuk memberikan rangsangan melatih mereka menyesuaikan diri dengan lingkungannya
karena anak harus disiapkan sejak dini agar nantinya anak dapat berkembang
sesuai dengan apa yang diharapkan di lingkungannya. Dalam hal ini sama sekali
tidak ada pengertian bahwa anak harus diberikan pembelajaran yang lebih awal
untuk menciptakan balita cerdas. Karena seperti penjelasan pada analisa
senelumnya yakni perkembangan otak hanya berkembang pesat pada usia 0-6 tahun
sedangkan semakin bertambahnya usia anak juga mempengaruhi perkembangan otak
yang semakin lama akan semakin lambat berkembangnya. Jadi biarkan pembelajaran
di terima anak sesuai dengan usia mereka dan kesiapan mereka menerima informasi
atau pembelajaran tersebut.
E.
Kesimpulan
Belajar adalah proses seumur
hidup (sepanjang hayat) jadi tidak perlu dipaksakan untuk balita belajar lebih awal di tahun pertama yang merupakan
tahapan awal perkembangan otak yang sangat pesat. Namun, alangkah baiknya
belajar di terapkan kepada anak sesuai dengan umur dan kemampuan anak tersebut
dalam menerima pengetahuani atau materi pembelajaran. Disini peran orang-orang
dewasa disekitar anak atau balita adalah memberikan rangsangan agar anak
belajar merespon. Karena, melatih respon ini sangat penting untuk perkembangan
anak selanjutnya saat ia sudah dirasa siap di hadapkan dengan lingkungannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar